Selasa, 18 Juni 2013

Tidung Dengan Sejuta Kenangan

Selasa, 18 Juni 2013 | 09:06 WIB Redaksi: #gembelpacker



Hii gembeler, kali ini gue mau nulis catatan perjalan gue ke Pulau Tidung Kepulauan Seribu, yak bener Pulau Tidung, Pulau sejuta umat yang ga jauh dari Ibu Kota Jakarta ini menjadi destinasi paling favorit para penikmat alam khususnya Jakarta.

Sekilas info Pulau Tidung yang gue comot dari Wikipedia :
"Pulau Tidung adalah salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta, Indonesia. Pulau ini terbagi dua yaitu, Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Penggunaan wilayah di pulau ini berkembang ke arah wisata bahari seperti menyelam serta penelitian terhadap terumbu karang.

Pulau Tidung yang terdiri dari Tidung Besar dan Tidung Kecil yang dihubungkan oleh jembatan panjang yang dinamakan Jembatan Cinta oleh penduduk setempat ini terletak di Kepulauan Seribu Selatan bagian barat, dengan jarak tempuh kurang lebih 2 jam perjalanan dari Muara Angke dengan kapal penumpang, dan 1 jam dari Ancol dengan kapal cepat."

Yak itulah sedikit info dari Pulau Tidung (klo mau lebih detail lagi tanya sama mbah gugel aja .. hahaha)
Rencana ini dimulai dari perbincangan gue sama Regina melalui Skype, karena si Regina ini mau ngajak jalan kakaknya (Gerald) untuk liburan jadilah kita netapin ke pulau tidung tanggal 9 - 10 Maret 2013.

Jum'at Malam (08 Maret 2013)
Janjian ketemu di Kota Tua karena paginya harus sudah ada di Muara Angke, so otomatis kita ngegembel dulu di Kota Tua sampe pagi, hahaha. Jam pun menunjukan pukul 20:00 namun gue masih ada di kosan karena baru balik dari kantor dan langsung buru buru ke Kota Tua karena si Regina udah mau sampe di Kota Tua katanya (dari Bogor). Di sepanjang perjalanan Bus Way gue pantau terus ini anak udah ada dimana, eh gataunya udah lama di Kota Tua ... hahahah katanya sih di depan Mesum Wayang (Museum woi) yang ga jauh dari depan Museum Fatahila, dengan daypack gede yang gue bawa sambil nenteng matras tiba tiba ada yang teriak teriak "maliing maliing" ga deh manggil nama gue "Rendy Rendy Rendy" celangak celinguklah gue karena berasa ada yang manggil, ooh si Regina toh ... wkwkwk kemudian berkenalanlah gue sama temen temennya Regina dan Kakaknya (Gerald, Lita, Saipul).

   

Di Kota Tua cuma kita doang yang bawa daypack + matras + tenda sampe guling gulingan di Kota Tua (sampe diliat liatin sama ababil sono), sehabis ngobrol ngobrol si Wening pun datang (karena sebelumnya Wening juga mau ikutan ke Tidung) dan disusul oleh Afdal (temennya Regina). Oke kita sambung cerita kebesokannya yah karena ga ada kegiatan lain selain guling gulingan di Kota Tua (Pada Tidur kecuali gue)

Sabtu Pagi (09 Maret 2013)
Jam pun menunjukan pukul 04:00 pagi kita pun memutuskan untuk cabut ke Muara Angke, ketemu angkot dan tawar menawar akhirnya deal dengan Rp. 5000/orang sampe ke Muara Angke, ga beberapa lama angkot jalan eh si Pak Sopir malah mau nipu, spiknya tadi ga ada perjanjian ke Muara Angke alhasil kita di turuni di dekat Jembatan (gatau namanya) hahahah. Sambung lagilah kita dengan Angkot lain yang memang jurusannya menuju Muara Angke, singkat cerita kita udah sampe nih di Pom Bensin Muara Angke dan si Regina pun mencari yang namanya Pak Muridun (orang pulau) yang bakalan bawa kita ke Pulau sekalian obrak abrik gerobak soto yang ada di pinggir kapal (lapeeeeeeer). Makan selesai, minum sudah dan kita pun naik ke kapal jurusan Pulau Tidung (udah kayak angkot pake jurusan), cari tempat yang enak sana sini di dalam kapal dan dapat seat yang enak buat senderan dan ga beberapa lama pada pelor (emang dasar dah ga bisa liat tempat senderan dikit .. hahaha)

Singkat cerita kapal udah mau bersender ke dermaga tidung dan semua siap siap untuk ke pulau, setelah turun dari kapal, Regina sama Pak Muridun pun langsung bergegas mencari spot tempat nenda yang enak (nenda cuy bukan homestay), dan diputuskan di ujung pulau tidung (selain pantainya bagus, tempatnya juga masih sepi). Kita pun menyusul Regina ke ujung pulau untuk mendirikan tenda dengan diantar sama salah satu anak buah Pak Muridun menggunakan sepeda masing masing.

   

Sesampainya disana kitapun mendirikan tenda sambil main main air dipinggir pantai :p
Aday (afdal) dan Gerald pun menyiapkan makanan (nasi liwet) untuk makan siang (asik kan :p)

   

setelah makan siang kitapun dijemput Pak Muridun untuk bersnorkling dan bergegas ke dermaga dan ambil alat snorkling, perjalanan ke spot snorkling lumayan jauh, ada kali 1 jam dari pulau tidung, sesampainya disana kita langsung nyebur dan menikmati karang karang nan aduhai ... ulala (Regina style). Tapi klo menurut gue, spot snorkling pulau tidung ini ga menarik, karang karang banyak yang mati dan ga terlalu bagus, beda jauh sama Pulau Pari yang masih keren keren karangnya dan juga spot snorkling ini terlalu rendah (cetek) sehingga bisa melukai kaki (baret semua kaki). Karena kita sewa foto underwater ya jadinya pada narsis deh, ga di darat ga di aer tetep aja banci tampil semua... ckckck

                  

Sudah puas bersnorkling dan foto foto dalam aer kita pun bergegas ke Pulau Tidung lagi buat menikmati permainan permainan yang sudah disediakan, nah disini nih bagian terseru dari perjalanan ini, karena cuaca yang buruk otomatis ombak besar sampai 3 meter, gue Regina dan Ipul duduk di barisan depan kapal sambil menantang ombak (udah kayak wahana bro) naik turun naik turun ombak (asli, ini gabakalan gue lupain), ada yang berdo'a sambil berpelukan, ada yang kegirangan, ada yang ketakutan, cuma kita bertiga yang kegirangan melawan ombak (padahal gede banget ombaknya).

Singkat cerita kita udah sampai di dermaga Pulau Tidung dan langsung bergegas untuk bermain wahana air (donat donatan yang di tarik jetski), dengan entengnya gue beranggapan "yaelah begini doang mah kecil ... hahaha" apa yang terjadi ? sambil teriak gue bilang ke abang abang yang bawa jetski "bang, yang kenceng yah klo ga balikin duitnya ... hahaha alhasil abang abangnya ngebut ... jreeeeeeeeeeeeeeeeeeng suara jetski melaju dengan cepat, dilontarkanlah kita bertiga oleh jetski namun belum jatuh jatuh sampe 10 kali putaran, karena jengkel si abang abangnya langsung menarik dengan kecepatan penuh dan belom berhasil juga jatuhin kita bertiga dan gue pun teriak teriak "belooooooom .... belooooooooom .... belooooom .... kuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang" dan si abang abangnya pun gedek dan semakin memutarkan kita dengan kecepatan penuh, alhasil kaki gue udah mentok kena aer (udah kayak jatuh dari motor trus ke gesek aspal, periiih) daaaaaaaaaaaaaaaan ....... jlebuuuuuuuuuuuur pegangan gue pun lepas dan alhasil kita bertiga pun terlontar jauh ... hahahahah (si Regina sampe keminum aer laut ... hahahahahah)

Yang laen juga kebagian tapi ga sehebat kita bertiga :p (baru beberapa putaran udah jatuh)
setelah menikmati wahana air kita pun langsung ke "Jamban Cinta" (Jembatan Cinta) foto foto dulu, oh iya konon katanya klo ada pasangan yang meloncat dari Jembatan Cinta ini maka niscaya bakalan awet hubungannya (yakale ah ... hahaha), tadinya gue mau nyobain mau loncat dari jembatan nan legendaris ini tapi ga enak sendirian (kan kudu sama pasangan biar afdol, lah guekan jomblo #ngakak).

            

Hari pun semakin sore, saatnya kita mengejar matahari (dung dung preeet)
Kitapun bergegas naik kapal untuk ke dermaga satunya, emang dasar bertiganya orang gila, ombak gede gini masih sempat sempatnya gila gilaan diatas kapal, iya bro taulah sendiri cuaca lagi ga bersahabat, ombak 3 meter kita jadiin Wahana dadakan, hahahaha. Wahana air masih kita lanjutkan disini, ini bagian paling seru di perjalanan ini, formasi masih tetap sama, gue Regina Ipul duduk di depan kapal sambil menantang ombak .... naaaaaaaaik ombak 3 meter lalu di hempaskan dari ketinggian 3 meter ... bluuuur (sambil teriak teriak kegirangan) asli sumpah ga bakalan gue lupain ini tragedi ... begitu seterusnya sampai ada ombak dengan ketinggian 5 meter dan kitapun berteriak kencang "wooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooow" blyuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuur gue dihajar ombak sampe mental ke belakang kapal dan keminum aer laut ... hahahahah untungnya di pegangin Regina tangan gue, klo ga mungkin udah masuk ke aer ... hahahahah (this is moment).

Puas ngakak bareng dan gila gilaan di kapal kita pun bergegas menuju tenda sekaligus ngejar sunset (subhanallah keren abis sunsetnya)

            

Nah, disini kan gue pegang kamera tuh (maghrib) dan tinggal gue, Regina dan Lita. Gue ngelihat di balik semak semak ada seorang Kakek Kakek dan mau gue foto tapi kameranya ga mau (langsung merinding) dan langsung gue bilang ke Regina "yuk ah udahan perasaan gue ga enak, mana ga bawa headlamp lagi, udah gelap ini" dan cerita pun baru dimulai .... hahahaha

Haripun semakin gelap, karena disini belum ada listrik alhasil kitapun nyalain headlamp dan senter, sedangkan gue bikin api unggun buat menghangatkan suasana (asik dah), oh iya kita nenda di dekat warung warga, ada sumurnya jadi kita mandi dan wudhu lebih enak, semua sibuk dengan kegiatan masing masing, ada yang masak, ada yang sholat, ada yang nge galau sambil dengerin lagu lagunya kerispatih (siapa hayoooo #ngakak). Masakan sudah siap yang dimasak oleh Afdal dan Gerald .. ulala Nasi Liwet Teri Ala Kadarnya .. hahahah, beralaskan kresek (padahal ada piring) kitapun berbagi kebersamaan disini, semua makan walaupun ga banyak makannya dan dihabisin sama kucing ... hahahaha. Ngomong ngomong soal kucing, ada kisah menarik disini, gue mau ke tenda mau ambil senter gue satunya eh di dalam tenda gue nemuin ada yang lahiran (red: kucing) melahirkan kucing kucing junior 3 biji dan gue pun kaget karena matras basah semua oleh aer ketuban kucing .... walaaaah (tenda pun ga dipake akhirnya)

Setelah berjuang dengan kucing (lah kok?) akhirnya gue mutusin buat tidur di luar tenda, lagian di dalam tenda panas bro, beralaskan pasir beratapkan bintang sambil mendengarkan lagu lagu anak pantai (subhanallah), yang lain pun ikut guling gulingan diatas pasir sampai terlelap (emang dasar gembel). Jam pun menunjukan 12 malam, gue masih belum bisa tertidur (biasa kalong), sambil lirik kiri kanan gue liatin yang ada diatas pohon sambil mendengarkan alam yang bernyayi (suara angin dan pepohonan) *kemudian merinding*

Minggu Pagi (10 Maret 2013)
Jam menunjukan pukul 04:00 pagi, dan disinilah tragedi itu terjadi ... hahahaha
"jleduuuur ... jleduuuuuur ... jleduuuur" suara samar samar yang kita dengar lalu si Regina bilang "itu suara apa, kayak suara orang lagi ngegali kuburan" (muka parno), gue pun ikutan parno sambil ngecek sekeliling, setelah gue cek sekeliling ternyata hanya suara nelayan yang melempar batu ke laut buat cari ikan (legaaaaaaaaaa) ... hahahaha kemudian semua tertawa sambil mentertawakan kebodohan masing masing karna parno ... hahahaha

Sang Fajar pun menjemput setelah kita sholat Subuh, lagi dan lagi banci banci tampil pada mencurahkan bakatnya (gue tumbal jadi orang dibalik kamera T.T), foto sana sini, gaya ini itu sambil maen aer ... aaaaaaaaaaah pengen rasanya balik lagi kesana dengan orang orang yang sama, tapiiii .... ah sudahlah ...

         

Sehabis foto foto sunrise kitapun melaksanakan tugas masing masing (red: mandi dan bersih bersih) hahahah, mandi bergantian sambil beres beres tenda karena siangnya kita mau pulang, ga rela mau ninggalin pulau dengan sejuta kenangan ini tapi ... ah sudahlah ... ckckckck

Semua sudah usai, semua sudah rapih, sudah bersih, kitapun bersepeda ria menuju dermaga pulau untuk pulang ke Jakarta, dan tidak lupa berpamitan sekaligus berterimakasih sama Pak Muridun karena sudah menerima kita dengan baik disini. Perjalanan menuju Jakarta (Muara Angke) lebih dari 3 Jam menggunakan kapal, oke kita skip di kapal soalnya ga ada yang mau dibahas selain tidur --"

Singkat cerita, kitapun sampai di Muara Angke dan menuju Pom Bensin Muara Angke untuk mencari angkutan yang menuju Kota Tua, sempat nego sana sini dengan angkot akhirnya kita malah naek bentor ... hahahaha, naek bentor seru juga loh soalnya agak was was .. hahahah. Dan sampailah kita di Kota Tua (Stasiun Kota) disini gue harus, kudu, mau ga mau, berpisah sama semuanya (sambil kayang). Pamitan sama semuanya, gue pun menuju Terminal Busway, dan selamat bertemu kembali dengan cerita cerita perjalanan gue yang lainnya (mewek).

Sekian dulu kisah dari saya Rendy Apriansyah sekedar pengingat dikala gunda dan gulana jika sudah Tua.
Wassalamualaikum Wr. Wb :)


Baca Versinya Regina Disini ---> Ulalaaaaa Tidung island

0 komentar:

Posting Komentar

Artikel Terbaru

 
Copyright © 2013. Kitakemana.net - First Blog Portal and Travel News in Indonesia
Website Created by #gembelpacker
Powered by Blogger