Minggu, 30 Juni 2013

Wisatawan Ramai ke Rinjani, Pendapatan Masyarakat Meningkat

Minggu, 30 Juni 2013 | 09:01 WIB Redaksi: Weningratri



sumber foto: www.theaustralian.com.au
Direktur Eksekutif Rinjani Trekking Management Board, Asmuni Ispan mengatakan, keberadaan obyek wisata pendakian Gunung Rinjani membuka peluang kerja dan berusaha bagi masyarakat sekitarnya.

"Sejalan dengan semakin ramainya wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Gunung Rinjani (3.726 meter di atas permukaan laut), pendapatan masyarakat juga semakin meningkat," katanya di Mataram, Jumat (28/6/2013).


Asmuni mengatakan, keindahan dan keunikan Gunung Rinjani menjadi daya tarik bagi wistawan mancanegara dan nusantara untuk berkunjung ke obyek wisata tersebut. "Ini memberikan berkah bagi masyarakat sekitarnya, karena terbuka peluang kerja dan berusaha," ujarnya.


Wisata pendakian Gunung Rinjani, menurut Asmuni, merupakan salah satu obyek wisata alam terbaik di Asia Tenggara. Kunjungan wisatawan ke obyek wisata minat khusus itu juga mengalami peningkatan setiap tahun.


Asmuni memaparkan, dengan kian berkembangnya obyek wisata pendakian membuka peluang berusaha bagi masyarakat sekitarnya. Ini terbukti pada awalnya jumlah Trekking Organizer (TO) terbilang minim, namun kini berkembang menjadi 18.


Demikian juga jumlah "porter" (petugas pembawa peralatan dan barang pendaki) jumlahnya mencapai 250 orang di pintu pendakian Senaru, Kabupaten Lombok Utara, dan 150 orang di Sembalun, Lombok Timur. Di Teres Genit, Kecamatan Bayan, juga terdapat 100 orang porter.

Para porter tim Ekspedisi Cincin Api Kompas bersiap menuruni lereng Gunung Rinjanidi jalur Senaru,
sumber foto: kompas.com/Fikria Hidayat

"Berkembangnya wisata pendakian Gunung Rinjani juga memunculkan usaha baru, yakni pemandu wisata air terjun yang saat ini berjumlah 22 orang. Sementara jumlah pemandu perempuan yang sebelumnya hanya lima orang kini bertambah menjadi 32 orang.


Menurut Asmuni, usaha akomodasi juga berkembang cukup pesat, saat ini berjumlah 25 homestay, yaitu 16 unit berada di Senaru dan sembilan unit di Sembalun.


Pemangku adat yang disebut "melokak" juga mendapat rezeki dari kehadiran para wisaatawan itu, yakni melayani jasa "sembek" yakni memberikan tanda di dahi wisatawan dengan kapur sirih dan kunyit.


"Menurut kepercayaan masyarakat setempat, ini dimaksudkan agar tidak ada gangguan selama pendakian. Ini sekaligus sebagai salah satu upaya pelestarian budaya dan bisa dijadikan daya tarik wisata," kata Asmuni.


Dia mengakui dengan kian berkembangnya wisata pendakian Gunung Rinjani tersebut berdampak pula pada meningkatnya sampah di kawasan Gunung Rinjani. Hal itu disebabkan kurangnya kesadaran sebagian wisatawan terhadap pentingnya memelihara kebersihan.

Porter tim Ekspedisi Cincin Api Kompas membersihkan sampah saat akan meninggalkan tempat tersebut untuk turun dari Gunng Rinjani di jalur Senaru,
sumber foto: kompas.com/Fikria Hidayat

Karena itu Asmuni menyambut baik workshop Perencanaan Penataan Destinasi Wisata dengan tema Pengelolaan Sampah di Gunung Rinjani  yang digelar awal pekan ini oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.



Sumber: antara, kompas.com

Editor: I Made Asdhiana


0 komentar:

Posting Komentar

Artikel Terbaru

 
Copyright © 2013. Kitakemana.net - First Blog Portal and Travel News in Indonesia
Website Created by #gembelpacker
Powered by Blogger