Mayat yang dibawa dari rumah duka menggunakan singgasana ditutunkan di tempat pembakaran. |Rico Sinaga
Kitakemana.net, Bali - Pernahkah anda terbayang setelah meninggal akan dibakar hingga hangus dan jadi abu?. Buat non Hindu itu menjadi momok yang tabu dan menakutkan. Namun jika melirik ke sisi lain dari agama dan budaya masyarakat Hindu, itulah ritual yang wajib bagi mereka di akhir hayatnya. Terdengar aneh dan tidak masuk akal jika badan manusia yang notabene adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna harus dibakar dan debu dari tulang-tulangnya akan dibuang ke laut lepas.
Ngaben adalah rangkaian acara kremasi atau penyucian diri bagi kaum Hindu. Sebagai wujud pembersihan diri, acara Ngaben pun dilaksanakan untuk setiap golongan walau ada elemen-elemen yang berbeda disetiap pelaksanaannya.
Para warga yang hadir menyaksikan prosesi adat sebelum mayat dibakar. |Rico Sinaga
Beberapa waktu lalu saya menyaksikan langsung prosesi Ngaben di salah satu banjar/RT di Denpasar, Bali. Hal pertama yang saya saksikan adalah sekumpulan orang berpakaian khas adat Bali berkumpul di lokasi pengabenan atau sejenis ruang terbuka yang dijadikan pemakaman untuk umat Hindu.
Disudut halaman terdapat sekelompok pria-pria berseragam lengkap dengan peralatan musik tradisional Bali. Ada pula ibu-ibu yang sibuk mempersiapkan semacam seserahan untuk acara tersebut. Kemudian pecalang-pecalang (sebutan untuk kelompok pengamanan di Bali) bersiap membantu agar acara khusuk dan tertib. Pepohonan yang menjulang tinggi dan bentuk yang aneh membuat suasana menjadi bertambah mistis.
Dalam tradisi umat Hindu, Ngaben hanya dapat dilaksanakn apabila memenuhi beberapa syarat untuk layak dilangsungkannya acara Ngaben untuk orang yang meninggal. Yang pertama, Ngaben dapat dilakukan apabila pihak keluarga sudah siap dari segi dana dan kesepakatan. Kdua, yang bersangkutan dalam hal ini yang meninggal semasa hidupnya ingin dilakukan Ngaben begitu ia setelah meninggal.
Mayat dimasukkan ke dalam tubuh sapi untuk didoakan sebelum dibakar. |Rico Sinaga
Mayat kasta atas akan dimasukkan kedalam tubuh sapi. | Rico Sinaga
Jadi bagaimana kalau yang bersangkutan tidak bersedia
dilakukan acara tersebut? itu artinya mayatnya di kuburkan terlebih dahulu
hingga batas waktu yang belum ditentukan. Kemudian setelah beberapa tahun jasadnya
digali kembali untuk dilakukan prosesi Ngaben.
Acara ngaben biasanya menelan dana yang tidak sedikit, itu
sebabnya butuh perencanaan yang matang dan kesiapan dana. Jika yang yang
bersangkutan tidak bisa membiayai untuk acara, Banjar/RT biasanya melakukan
proses Ngaben secara massal atau serentak.
Perbedaan kasta yang sudah mendarah daging dari nenek moyang mereka akan sangat tampak jelas dalam acara Ngaben. Jika ia berasal dari keluarga kaya dan kasta tinggi maka proses Ngaben akan dilakukan besar-besaran. Sebaliknya, jika berasal dari rakyat jelata, maka acara Ngaben berlangsung sederhana saja.
Api yang cukup besar membakar mayat yang ada di dalam tubuh sapi. |Rico Sinaga
Bertepatan pada acara Ngaben kali ini, saya beruntung menyaksikan proses Ngaben dilaksanakan untuk dua orang sekaligus. Satu dari keluarga yang cukup kaya dan satu lagi dari keluarga biasa. Perbedaan kontras yang jelas terlihat adalah, tempat pembakaran mayat dari keluarga yang lebih kaya dan kelas atas tentunya lebih tinggi dibanding kelas bawah.
Hewan tiruan dari sapi adalah tempat mayat untuk kaum atas yang kemudian mayatnya dimasukkan kedalam tubuh sapi sebelum dibakar. Untuk orang yang kelas bawah mayatnya hanya dibungkus kain putih dan diletakkan di atas tumpukan batang pisang
Pemilihan simbol sapi sebagai wadah mayat sebelum dibakar bukan tanpa alasan. Umat Hindu meyakini bahwa sapi adalah hewan suci. Itu alasaannya mengapa di Bali sangat banyak sapi dipelihara. Jadi, jika berkunjung ke Bali akan susah menemukan olahan makanan yang berbahan sapi.
Proses pembakaran mayat dilakukan dua hingga tiga orang petugas. |Rico Sinaga
Proses pembakaran dilakukan menggunakan tembakan gas dengan tekanan tinggi yang mampu menghanguskan balutan kayu dengan cepat. Biasanya ditengah-tengah pembakaran mayat, warga dan kolega dekat sembahyang disekitaran pembakaran. Lantunan musik juga selalu mengiringi proses pembakaran. Setelah jadi abu, mayat yang dibakar akan dibuang ke laut lepas. Salah satu pantai yang biasanya digunakan adalah pantai Sanur, Denpasar.
Tidak sulit menemukan upacara Ngaben di Bali. Hampir setiap minggu ada saja acara yang dilaksanakan di Bali. Biasanya diadakan di tempat umum dengan ruang terbuka. Buat anda yang tidak tahan melihat upacara seperti ini sebaiknya jangan terlalu dekat dengan mayat agar tidak terbayang-bayang. Saya saja hingga sekarang masih sering teringat dengan sosok yang dibakar tersebut. It's like a horror film on tv!
0 komentar:
Posting Komentar